pur07 vet

In Uncategorized on 17 Februari 2011 at 6:05 pm

Pengaruh Pemberian Pakan Dengan Penambahan Tepung Biji Mahoni Terhadap Pertumbuhan Berat Badan Pada Ayam Broiler

Pendahuluan
Waktu adalah uang. Petuah bijak ini mungkin tidak lagi asing di telingah kita. Namun seringkali kita tidak benar-benar bijak dalam merenunginya. Padahal Islam sangat sensitif terhadap waktu. Allah SWT banyak menyinggung masalah waktu di dalam kalam-kalam-Nya. Surat Al-Fajr (fajar), Asy-Syams (matahari), Al-Lail (malam), Adh-Dhuhaa (waktu matahari sepenggalan), Al Qaari’ah (hari kiamat), Al-‘Ashr (masa), Al-Falaq (waktu subuh), dan berbagai ayat-ayat yang lain dalam beberapa surat merupakan kalam-kalam Allah SWT yang menyentuh masalah waktu.
Dunia peternakan pun tak luput dari permasalahan waktu. Menurut Tangenjaya (2002) seiring bertambahnya jumlah penduduk, laju konsumsi daging dipastikan akan terus meningkat mengikuti pola kuadran. Sedangkan laju pertumbuhan produksi perternakan memiliki kecenderungan meningkat mengikuti pola linier. Sehingga dibutuhkan langkah-langkah yang tepat guna menyelaraskan keduanya. Dunia peternakan unggas Indonesia menanggapinya dengan jalan memperluas penyebaran jumlah peternakan-peternakan di daerah-daerah. Namun langkah ini memerlukan usaha dan upaya yang cukup besar. Efisiensi waktu dalam beternak merupakan pilihan yang bijak dalam mengatasi permasalahan ini. Yakni, dengan mengupayakan ayam agar dapat dipanen lebih cepat dari waktu normal
Tanaman mahoni merupakan tanaman tahunan yang banyak dijumpai di pinggiran jalan sebagai tanaman penyejuk. Pemanfaatan tanaman ini masih terbatas pada pohonnya yang bernilai ekonomis. Pohonnya yang tinggi, antara 5-25 m, kualitas kayunya keras merupakan bahan yang sangat baik untuk meubeler, furniture, barang-barang ukiran dan kerajinan tangan (Joker, 2000). Padahal menurut Gsianturi (2002) buah maupun biji dari pohon ini juga berguna sebagai penambah nafsu makan.

Perumusan masalah
Pakan dan lingkungan erat kaitannya dalam maksimalisasi kerja metabolisme tubuh ayam broiler. Penambahan tepung biji mahoni diharapkan mampu meningkatkan nafsu makan ayam, sehingga pencapaian bobot badan ideal ayam dapat diperoleh dengan cepat.

Tujuan Penelitian
Program ini bertujuan dalam mencari dan mengetahui pengaruh penambahan tepung biji mahoni terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan income over feed chick cost ayam broiler.

Luaran Yang Diharapkan
Melalui penelitian ini didapatkan data ilmiah tentang pengaruh penambahan tepung biji mahoni terhadap peningkatan nafsu makan dan pertambahan bobot badan ayam broiler serta kaitannya terhadap income over feed chick cost dalam setiap tahunnya.
Program ini juga diharapkan mampu menjadi alternatif model peternakan unggas di Indonesia, dengan pemanfaatan tepung biji mahoni sebagai feed supplement.

Kegunaan Program
Secara umum penelitian ini berguna bagi peneliti maupun bagi dunia peternakan secara keseluruhan. Bagi peneliti, program ini menjadi wadah penerapan keilmuan yang diperoleh selama proses pembelajaran sekaligus wujud kepedulian terhadap dunia peternakan Indonesia. Sedangkan bagi dunia peternakan, program ini diharapkan mampu menjelaskan secara ilmiah asumsi tentang dugaan mahoni sebagai tanaman penambah nafsu makan serta kajian keabsahan terapi musik terhadap laju tumbuh ayam broiler dan menjadi pijakan baru dalam beternak ayam broiler. Selain itu terapi musik diharapkan mampu menjadi alternatif dalam menghilangkan kepenatan bagi peternak.

Tinjauan Pustaka
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) merupakan tanaman asli dari India barat. Secara morfologi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Sapindales
Family : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : S. mahagoni
Pohonnya mempunyai tinggi antara 5-25 meter dan berakar tunggang. Batangnya bulat bergetah dan memiliki banyak cabang. Daunnya majemuk menyirip genap. Helaiannya berbentuk bulat telkur. Ujung dan pangkalnya runcing. Tepinya rata, tulang menyirip, dan panjangnya mencapai 3-15 cm. Daun muda berwarna kemerahan dan setelah tua warnanya hijau gelap. Bunganya majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris dan warnanya coklat muda.

Selama ini mahoni lebih dikenal sebagai bahan untuk pembuatan segala bentuk furniture atau sebagai penyejuk jalanan kota-kota besar. Pemanfaatan mahoni sebagai obat telah dimulai sejak tahun 70-an. Yang diambil adalah bijinya. Pada waktu itu cara konsumsinya masih sederhana (tanpa diolah) yaitu dengan menelan langsung bijinya setelah membuang bagian yang pipih. Tanaman ini berdasarkan farmakologi Cina dan pengobatan tradisional memiliki sifat pahit, dingin, antipiretik (penurun panas), anti jamur dan penurun tekanan darah tinggi (Susanto, 2002). Penemuan buah mahoni sebagai vitamin dan obat-obatan pertama kali oleh Doktor Larry Brookes, ahli bio kimia pada tahun 1990-an. Buah dan biji mahoni mengandung Flavonolds dan Saponins.
Kandungan kedua zat kimia ini sangat baik digunakan sebagai obat penderita tekanan darah tinggi, kencing manis, rematik, demam dan ataupun digunakan sebagai penambah nafsu makan (Gsianturi, 2002).
Kandungan flavonida pada mahoni berguna untuk melancarkan peredaran darah, terutama untuk mencegah saluran darah tersumbat, mengurangi tingkat kolesterol, mengurangi penimbunan lemak pada dinding saluran darah, membantu mengurangi rasa saki, pendarahan dan lebam, bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menyingkirkan radikal bebas.
Sedangkan saponin berguna mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak badan, meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah dan tingkat gula dalam darah, serta menguatkan funsi hati dan memperlambat proses pembekuan.
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dalam jangka waktu tertentu. Tingkat energi menentukan jumlah pakan yang dikonsumsi, ayam cenderung mcningkatkan konsumsinya jika kandungan energi pakan rendah dan sebaliknya konsumsi akan menurun jika kandungan energi pakan meningkat (Scott et al., 1982; Wahju, 1992; Anggorodi,1995).
Konsumsi pakan pada unggas dipengaruhi oleh besar tubuh ayam, aktivitas sehari-hari, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas pakan (NRC, 1994). Menurut Scott et al. (1982) konsumsi pakan dipengaruhi oleh kandungan energi pakan, bentuk pakan, kesehatan lingkungan, zat-zat makanan, kecepatan pertumbuhan atau produksi telur serta stress. Selain faktor-faktor diatas Wahju (1997) menambahkan bahwa faktor genetik juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan. Keseimbangan zat-zat nutrisi terutama imbangan energi dan protein sangat penting karena nyata mempengaruhi konsumsi pakan.
Pertambahan Bobot Badan
Ayam broiler merupakan ayam yang memiliki ciri khas dengan tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga dapat dipasarkan dalam waktu singkat (Amnillah, 2003). Kecepatan pertumbuhan pada ayam mempunyai variasi yang cukup besar tergantung pada tipe ayam, strain, jenis kelamin dan makanan, disamping faktor lingkungan seperti suhu dan perlindungan terhadap penyakit (North, 1978). Laju pertumbuhan ayam broiler sangat cepat dimulai sejak anak ayam menetas sampai umur 8 minggu dan setelah itu menurun (Card dan Nesheim, 1972). Pada pertumbuhan yang cepat inilah ayam pedaging sangat sensitif terhadap tingkat nutrisi pakan yang diperoleh, terutama kebutuhan akan protein. Keseimbangan zat-zat nutrisi terutama imbangan protein dan energi sangat penting karena nyata mempengaruhi kecepatan pertumbuhan (Scott et al., 1982).
Menurut Soeharsono (1977) pada kondisi temperatur tinggi dan temperatur rendah tingkat energi pakan sangat nyata mempengaruhi pertumbuhan. Kandungan energi pakan sebesar 2800 kkal/kg bila disertai protein 20% nyata merugikan pertumbuhan, namun kisaran energi 3000-3200 kkal/kg walaupun diikuti dengan turunnya protein dari 24-22% nampak tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan. Wahju (1997) berpendapat bahwa pertambahan berat badan dan konsumsi pakan untuk ayam muda dari strain yang berbadan kecil lebih rendah dibandingkan dengan strain yang berbadan besar.
Konversi Pakan
Lacy dan Vest (2000) menyatakan bahwa konversi pakan berguna untuk mengukur produktivitas ternak dan didefenisikan sebagai rasio antara konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan yang diperoleh selama waktu tertentu. Konversi pakan melibatkan pertumbuhan ayam dan konsumsi pakan (NRC, 1994).

METODOLOGI PROGRAM
1. Waktu dan Tempat
Program ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan di Laboratorium Lapang Nutrisi Unggas, Fakultas Peternakan, Universitas Syiah Kuala.

2. Materi Program
Tepung Biji Mahoni
Penelitian ini memerlukan 3.4 Kg tepung biji mahoni yang didapatkan dari penepungan biji yang diambil langsung di sekitar kampus Universitas Syiah Kuala.
Hewan Percobaan
Penelitian ini menggunakan 100 ekor DOC (day old chick) strain yang diperoleh dari PT. Charoen Pokphand. Anakan dipelihara sampai umur empat minggu.
Pakan
Bahan pakan yang digunakan dalam program ini adalah pakan pabrikan fase starter kualitas A sebanyak 200 Kg.

3. Alat dan Bahan
Perlakuan Penelitian
Penelitian ini menggunakan 100 DOC yang selanjutnya dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok perlakuan, tanpa perlakuan musik dan dengan perlakuan musik. Masing-masing perlakuan selanjutnya dibagi lagi menjadi 5 (lima) subperlakuan penambahan tepung biji mahoni pada pakan masing-masing sebanyak 0.5%, 1%, 2%, 5%.
Rancangan Percobaan
Penelitian akan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak lompok (RAK) faktorial dengan 5 subperlakuan.
Tabel 3. Rancangan Percobaan
PERLAKUAN PARAMETER YANG DIAMATI
Konsumsi pakan Pertambahan
bobot badan Konversi pakan Income
over feed chick cost
P0
P1
P2
P3
P4
P’0
P’1
P’2
P’3
P’4

Pengambilan data dilakukan setiap satu minggu selama 4 (empat) minggu untuk konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Sedangkan income over feed chick cost dilakukan hanya pada minggu ke-empat atau minggu pascapanen. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan mengunakan analisis sidik ragam (uji ANOVA) dan jika memberikan hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan dan subperlakuan.
4. Tahapan Percobaan
Pengadaan Tepung Biji Mahoni
Biji mahoni yang didapatkan dipisahkan dari daging buah untuk kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Biji yang telah kering selanjutnya diinkubator lagi selama 30 menit dengan suhu 600 C guna mendapatkan biji mahoni bebas air. Biji mahoni bebas air kemudian dihaluskan dengan mesin penghalus sampai menjadi tepung siap pakai.
Persiapan kandang
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan sistem alas litter. Sebelum digunakan, kandang disucihamakan terlebih dahulu dengan desinfektan dan selanjutnya dikapur secara merata. Masa transisi selama satu sampai dua minggu. Demikian pula dengan peralatan yang akan digunakan, dibersihkan dengan air dan disucihamakan dengan desinfektan.

Pengadaan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah ayam jenis broiler (DOC) sejumlah 100 ekor. Dilakukan pemberian air gula sesaat setelah DOC tiba dikandang guna memberikan asupan energi langsung. Selanjutnya dilakukan permberian tanda untutk masing-masing sampel perlakuan dengan menggunakan penanda khusus.
Pemberian Pakan dan Air Minum
Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Pakan diberikan sebagaimana perlakuan secara bertahap untuk setiap harinya dengan melakukan penambahan pakan jika terlihat mulai habis dan penggantian air minum dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.

DAFTAR PUSTAKA
Gsianturi. 2002. Mahoni Menambah Nafsu Makan. http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/kiat/0208/22/kiat.htm. 10-09-2008.
Gillespie, J. M. 1992. Modern Livestock and Poultry Production. 4th Ed. Delmar Publisher Inc. Canada.
Joker, D. 2000. Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Informasi Singkat Benih. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/IFSP/swietenia_mahagoni.pdf. 10-09-2008.
Lamb, F.B., 1960. An Approach to Mahogany Tree Improvement. Carib. For. 21 (1/2): 12-20.
Lee, H.Y.,, 1967. Studies in Swietenia (meliaceae): Observations on the Sexuality of the Flowers. Jour.Arnold.Arb. vol 48: 101104.
Lee, M. H., H. J. Lee and P. D. Ryu. 2001. Public health risks : Chemical and antibiotic residues-review. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (3): 402-413
Lyhr, K. P., 1992. Mahogany – Silviculture and Use of American Mahogany (Swietenia spp.). The Royal Veterinary and Agricultural University, Copenhagen.
National Research Council. 1971a. Nutrient Requirement of Poultry. 6lh Ed. National Academy Press. Washington D. C.
National Research Council. 1994b. Nutrient Requirement of Poultry. 9lh Revised Ed. National Academy Press. Washington D. C.
North, M. O. 1978a. Commercial Chickens Production Manual. 2nd Ed. The Avi Publishing Co Inc. Wesport Connecticut.
North, M. O. 1984b. Commercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. The Avi Publishing Co. Inc. Wesport Connecticut.
North, M. O. and D. D. Bell. 1990c. Commercial Chicken Manual. 4th Ed. Chapman & Hall. New York.
Ollomu, J. M. and S. A. Offiong. 1980. The effect of different protein and energy levels and time of change from starter to finisher ration on the performance of broiler chickens in tropics. Poultry Sci. 59:828-835
Pennington, T.D. and B.T. Styles 1981. Flora Neotropica Monograph No.28, Meliaceae. New York Botanical Garden.
Rosebrough, R. W. and N. C. Steele. 1985. Energy dan protein relationships in the broiler: 1. Effect of protein levels and feeding regimens on growth, body composition, and in vitro lipogenesis of broiler chicks. Poultry Sci. 64: 119-126.
Sastroamidjojo, A. S. 1970. Ilmu Beternak Ayam. Bagian II. Cetakan ke-tiga. C.V. Masa Baru. Bandung.
Scott, M. L , M. C. Neisheim and R. J. Young. 1982. Nutrition of the Chicken. 3rd Ed. M. L. Scott and Associates. Itacha. New York.
Soerianegara I, Lemmens RHMJ, eds., 1993. Plant Resources of South-East Asia No. 5(1). Timber trees: Major Commercial Timbers. Wageningen, Netherlands: Pudoc Scientific Publishers.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biomctrik. Terjemahan: M. Syah. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiarti, T., Suharsono dan V. D. Rusdi. 1981. Pengaruh cekaman panas terhadap pertumbuhan dan efisicusi penggunaan makanan pada ayam pedaging. Lemb. LPP. 1:9-11.
Suharsono. 1976a. Respon broiler terhadap kondisi lingkungan. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung.
Suharsono. 1977b. Pengaruh temperatur terhadap kebutuhan imbangan kalori protein ransum broiler. Laporan Seminar Pertama Tentang Ilmu dan Industri Perunggasan 30-31 Mei 1977. Cisarua, Bogor.
Tangenjaya, B. dan A. Djajanegara. 2002. Peternakan Indonesia tahun 2020: Suatu Visi.
Agriculture and Rural Development Strategy Study, ADB – 3843.
Togatotrop, M., H. Basya dan Soemarni. 1977. Performans ayam pedaging periode finisher dengan pemeliharaan lantai litter dan lantai kawat. Bul. LPP. 19:18-26.
Wahju, J. 1985a. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Kedua. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Wahju, J. 1992a. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wahju, J. 1997c. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Keempat. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Wiradisastra, M. D. H. 1986. Efektifitas keseimbangan energi dan asam amino dan efisiensi absorbsi dalam memenuhi persyaratan kecepatan tumbuh ayam broiler. Disertasi. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

  1. bisakah biji mahoni untuk menyembuhkan bubulan…..? mohon penjelasannya

Tinggalkan komentar